SERBA SERBI SIGUR ROS Bagian I

Siapa yang suka musik rock? Siapa yang pernah dengar musik-musik bergenre post rock? Siapa yang katanya anti mainstream dan menyukai hal-hal yang berbau indie? Nah jika jawaban kalian “ya” semua pada pertanyaan saya saya yakin kalian pasti tahu nama band SIGUR ROS. Jika tidak tahu maka kalian belum termasuk pecinta sejati musik rock dan penyuka musik-musik berlabel indie. Oke baiklah tak apa itu manusiwai. Keterbatasan sosial, keterbatasan alat indera, keterbatasan kepekaan itu semua di diri manusia. Langsung saja ku perkenalkan dengan band favoritku kali ini SIGUR ROS.

SIGUR ROS adalah band asal ISLANDIA yang terbentuk tahun 1994 tepatnya di kota Reykjavík. Awalnya mereka beranggotakan 3 personel. Jón Þór "Jónsi" Birgisson (gitaris dan vokalis), Georg Hólm (bassis) and Ágúst Ævar Gunnarsson (drumer). Tahun 1998 band ini menambahkan satu anggota yakni Kjartan Sveinsson sebagai keyboardis. Kjartan Sveinsson adalah satu-satunya anggota band yang mempunyai background bersekolah musik. Dan sering berjalannya waktu Kjartan lah yang mengkontribusikan musik orchestra, string instrumen di lagu-lagu band. Namun seiring berjalannya waktu tahun 2002 sang drummer Ágúst Ævar Gunnarsson meninggalkan band untuk mengejar cita-cita yang lain di bidang design kemudian munculah Orri Páll Dýrason sebagai gantinya. Kabar mengejutkan pada tahun 2013 bahwa Kjartan Sveinsson keluar dari band untuk menggapai impian besarnya bermusik orchestra. Sehingga sekarang Sigur Ros beranggotakan tiga orang.

Nama Sigur Ros diambil dari adik perempuan Jónsi yang lahir beberapa hari sebelum band terbentuk. Dalam bahasa Islandi Sigur Ros berarti Victory (Kemenangan) dan Rose (Mawar) atau jika diterjemahkan lebih lanjut artinya adalah “Mawar Kemenangan.

Mereka bisa dibilang tulus dalam bidang bermusik. Mereka tidak mengejar sisi komersial ataupun sisi ketenaran. Mereka bekerja keras dalam bermusik karena memang itu benar-benar hoby dan menyenangkan. Bahkan saat go international pun mereka memilih perusahaan rekaman yang membebaskan mereka bermusik. Mereka ingin bebas meng explore musik mereka tanpa terpaut dengan teling masyarakat dunia. Di film dokumenter “Heima” dikatakan Jónsi bahwa mereka memang sangat skeptis terhadap khalayak ramai. Wawancara, sesi pemotretan dan lainnya adalah hal yang membingungkan. Di satu sisi mereka kurang menyukai itu tapi disisi lain mereka akan dianggap aneh ataupun sombong barangkali “mengapa kau tak mau melakukannya”. Mereka senang melakukan hal-hal yang disukai misalkan saja lempar batu di dekat pegungungan, merasakan bir yang pahit, bermain gitar sambil tiduran dilantai, bercanda gurau dengan anggota lainnya termasuk amina (amina adalah pelengkap band yang memainkan biola), bermain permainan tradisional Islandia, dan masih banyak lagi. Menjelaskan bahwa mereka hanyalah manusia biasa. Proses pembuatan lagu mereka memang cukup unik dengan berkosentrasi bersama. Dikatakan ketika mereka berempat bertemu dalam suatu ruangan dengan beberapa instrumen mereka hanya memainkannya bersama tanpa banyak bicara. Bermain bermain dan bermain sampai mereka merasa nyaman kemudian muncul atmosfir keserasian dan kesatuan yang menyelimuti.

Gaya bermusik mereka memang cukup unik. Jónsi sang Vokalis utama mempunyai vocal falsetto dan menggunakan bowed gitar (memainkan gitar dengan cara digesek) di beberapa lagu. Penambahan terompet dan biola dari ataupun alat musik tradisional Islandia seperti Rhuba, membuat musik mereka terdengar sangat epic. Terlebih mereka sering menambahkan intrumen musik klasik dan elements aesthetic minimalis pada lagu-lagu mereka. Lirik yang dipakai mereka juga unik. Mereka menggunakan bahasa sendiri dengan nama Volenska atau Hopelandic. Volenska adalah bahasa yang tidak ada dalam kamus dunia karena hanyalah sebuah pengucapan tak berarti dari bahasa Islandia. Tapi selain volenska mereka juga cukup sering menggunakan bahasa Islandia sebagai liriknya. Dan patut diketahui dari sebelum dan saat terkenalpun mereka tidak mengubah gaya lirik mereka dengan bahasa mereka.

Comments